Blog Archive
-
2011
(23)
- Mei(8)
-
April(15)
- Siapa Dia? Aku tidak Mengenalnya...
- Al-Quran yang Suci
- Syariat yang Bersih dan Sehat
- Benarkah Poligami Sunah?
- Cara Wudhu Rasulullah SAW
- Manfaat Wudhu
- Wudhu
- Pagi Beriman Sore Kafir, Sore Beriman Pagi Kafir
- Di Balik Hati Seorang Ayah
- Subhanallah, Keajaiban Allah Terus Menerus Terjadi...
- Definisi dari Ibadah yang Benar
- Amalan yang Paling Di Cintai Allah
- Calon Rival Obama: Peran Muslim Adalah Membuat Kit...
- Memupuk Rasa Malu
- Welcome
Blog Archive
-
▼
2011
(23)
-
▼
April
(15)
- Siapa Dia? Aku tidak Mengenalnya...
- Al-Quran yang Suci
- Syariat yang Bersih dan Sehat
- Benarkah Poligami Sunah?
- Cara Wudhu Rasulullah SAW
- Manfaat Wudhu
- Wudhu
- Pagi Beriman Sore Kafir, Sore Beriman Pagi Kafir
- Di Balik Hati Seorang Ayah
- Subhanallah, Keajaiban Allah Terus Menerus Terjadi...
- Definisi dari Ibadah yang Benar
- Amalan yang Paling Di Cintai Allah
- Calon Rival Obama: Peran Muslim Adalah Membuat Kit...
- Memupuk Rasa Malu
- Welcome
-
▼
April
(15)
Label Revolution
- Al-Quran (1)
- Berita (1)
- Hadist (1)
- Ibadah (1)
- Info Menarik (2)
- Keluarga (1)
- Kisah Nabi dan Sahabat (2)
- Peperangan (2)
- Perjanjian (1)
- Renungan (5)
- Selamat Datang (1)
- Subhanallah (2)
- Unik (1)
- Wudhu (3)
Friend of Islam Revotulion
Sabtu, 09 April 2011
Definisi dari Ibadah yang Benar
Sesungguhnya ibadah yang disyariatkan Allah dibangun diatas dasar-dasar dan asas-asas yang kuat dan kokoh, ringkasnya sebagai berikut:
PERTAMA
Sesungguhnya ibadah itu adalah Taufiqiyah (tidak ada tempat bagi rasio/akal di dalamnya ~ paket jadi), bahkan yang berhak membuatnya hanyalah Allah saja, sebagaimana firman-Nya:
"Artinya : Maka beristiqomahlah engkau , sebagimana yang diperintahkan kepadamu dan orang yang bertobat bersamamu dan janganlah engkau melampaui batas." [Hud :112]
"Artinya : Dan Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan agama ini, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” [Al Jatsiyah : 18]
Dan Allah berfirman tentang Nabi-nya :
”Artinya : Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku" [Al–Ahqaf : 9]
KEDUA
Ibadah itu harus ikhlas , yaitu bersih dari noda-noda syirik, sebagaimana firman-Nya.
"Artinya : Maka barangsiapa yang mengharapkan untuk bertemu dengan Rabb-nya, maka hendaklah dia beramal dengan amalan yang shalih dan tidak menyekutukan (melakukan syirik) dengan seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya” [Al-Kahfi : 110]
Bila ibadah telah dimasuki oleh syirik walaupun sedikit saja, maka ia (syirik) akan menggugurkan (membatalkan) amalan itu sebagaimana firman-Nya
"Artinya : Dan janganlah mereka menyekutukan Allah , sungguh akan hapuslah dari mereka apa yang mereka amalkan" [Al-An'am : 88]
"Artinya : Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan juga kepada orang-orang sebelum kalian;" Jika engkau menyekutukan Allah (berbuat syirik) pasti hilanglah (hapuslah) amalanmu dan engkau menjadi orang-orang yang merugi." Karena itu maka hendaklah Allah saja yang engkau sembah dan hendaknya engkau termasuk orang-orang yang bersyukur" [Az-Zumar : 65-66]
KETIGA
Yang menjadi contoh dan panutan dalam ibadah itu haruslah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam , sebagaimana firman Allah :
"Artinya : Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasuulullah shalallahu alaihi wa sallam itu suri tauladan yang baik." [Al Ahzab : 21]
"Artinya : Dan apa yang dibawa oleh Rasul bagi kalian, maka ambillah ia dan apa yang dilarang olehnya kepada kalian , maka tinggalkanlah"[Al Hasyr : 7]
Dan Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda .
"Artinya : Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada contohnya (dari) urusan kami, maka ia tertolak" [Hadits Riwayat Muslim]
"Artinya : Barangsiapa yang membuat perkara yang baru dalam urusan kami ini (Islam) yang tidak (ada) asal darinya, maka ia tertolak" [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
Contoh dalam shalat, haji :
"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
"Ambillah oleh kalian cara manasik haji dariku" [Hadits Riwayat Muslim]
Dan banyak lagi dalil-dalil tentang masalah ini.
KEEMPAT
Ibadah itu dibatasi dengan waktu-waktu , ukuran-ukuran dan tidak boleh melampauinya , seperti shalat . Allah berfirman :
"Artinya : Sesungguhnya shalat itu adalah suatu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman" [An- Nisa :103]
"Artinya : (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi" [Al-Baqarah :197]
Seperti puasa :
"Artinya : (Beberapa hari yang ditentulkan itu ialah ) Bulan Ramadhan , bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara hak dan batil). Karena itu , barang siapa diantara kalian hadir (dinegeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu" [Al-Baqarah :185]
KELIMA
Ibadah itu harus didasari oleh rasa mahabbah (cinta) , merendah, takut dan berharap kepada Allah, sebagaimana firman-Nya :
"Artinya : Orang-orang yang mereka seru itu , mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka, siapa yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut kepada azab-Nya."[Al Isra ': 57]
Dan Allah berfirman tentang keadaan para Nabi-Nya :
"Artinya : Sesungguhnya mereka (para Nabi) sangat bersegera menuju kebaikan dan mereka menyeru kami dalam keadaan senang dan takut dan merekalah orng-orang yang khusyu' kepada Kami" [Ali Imran : 90]
"Artinya : Katakanlah (wahai Muhammad):"Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku. Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah adalah Maha Pengampun dan Penyayang."Katakanlah (wahai Muhammad) :"taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad shalallahu alaihi wa sallam) , maka jika kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir." [Ali-Imran :31-32]
Disini Allah menyebutkan tanda-tanda kecintaan kepada Allah dan buah-buahnya . Termasuk tanda-tandanya adalah mengikuti Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Dan mengikuti beliau berarti taat kerpada Allah.
Adapun hasil taat kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah ; ia mendapatkan kecintaan , pengampunan dosa dan rahmat dari Allah.
KEENAM
Sesungguhnya ibadah itu tidak akan berhenti (selesai) dari seorang mukallaf semenjak baligh dan berakal sampai akhirnya dia wafat, sebagimana firmanNya
"Artinya : Dan janganlah kalian semua mati melainkan dalam keadaan sebagai seorang muslim"[Ali-Imran :102]
"Artinya : Dan beribadahlah engkau kepada Rabbmu sampai engkau mati” [Al Hijr : 99]
[Disalin dari kitab, Haqiqatuth Tashawwuf wa Mauqifush Shufiyyah min Ushulil Ibadah wad Diin, Edisi Indonesia : Hakikat Tasawwuf, Penulis : Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan, Alih Bahasa, Muhammad 'Ali Ismah, Penerbit : Pustaka As-Salaf , Gumpang RT 02/03 N0. 559 Kertasura Solo 57169 Cetakan I : Rabi'ul Tsani 1419 H / Agustus 1998M]
Oleh
Syaikh Dr. Sholeh bin Fauzan al Fauzan
PERTAMA
Sesungguhnya ibadah itu adalah Taufiqiyah (tidak ada tempat bagi rasio/akal di dalamnya ~ paket jadi), bahkan yang berhak membuatnya hanyalah Allah saja, sebagaimana firman-Nya:
"Artinya : Maka beristiqomahlah engkau , sebagimana yang diperintahkan kepadamu dan orang yang bertobat bersamamu dan janganlah engkau melampaui batas." [Hud :112]
"Artinya : Dan Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan agama ini, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” [Al Jatsiyah : 18]
Dan Allah berfirman tentang Nabi-nya :
”Artinya : Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku" [Al–Ahqaf : 9]
KEDUA
Ibadah itu harus ikhlas , yaitu bersih dari noda-noda syirik, sebagaimana firman-Nya.
"Artinya : Maka barangsiapa yang mengharapkan untuk bertemu dengan Rabb-nya, maka hendaklah dia beramal dengan amalan yang shalih dan tidak menyekutukan (melakukan syirik) dengan seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya” [Al-Kahfi : 110]
Bila ibadah telah dimasuki oleh syirik walaupun sedikit saja, maka ia (syirik) akan menggugurkan (membatalkan) amalan itu sebagaimana firman-Nya
"Artinya : Dan janganlah mereka menyekutukan Allah , sungguh akan hapuslah dari mereka apa yang mereka amalkan" [Al-An'am : 88]
"Artinya : Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan juga kepada orang-orang sebelum kalian;" Jika engkau menyekutukan Allah (berbuat syirik) pasti hilanglah (hapuslah) amalanmu dan engkau menjadi orang-orang yang merugi." Karena itu maka hendaklah Allah saja yang engkau sembah dan hendaknya engkau termasuk orang-orang yang bersyukur" [Az-Zumar : 65-66]
KETIGA
Yang menjadi contoh dan panutan dalam ibadah itu haruslah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam , sebagaimana firman Allah :
"Artinya : Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasuulullah shalallahu alaihi wa sallam itu suri tauladan yang baik." [Al Ahzab : 21]
"Artinya : Dan apa yang dibawa oleh Rasul bagi kalian, maka ambillah ia dan apa yang dilarang olehnya kepada kalian , maka tinggalkanlah"[Al Hasyr : 7]
Dan Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda .
"Artinya : Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada contohnya (dari) urusan kami, maka ia tertolak" [Hadits Riwayat Muslim]
"Artinya : Barangsiapa yang membuat perkara yang baru dalam urusan kami ini (Islam) yang tidak (ada) asal darinya, maka ia tertolak" [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
Contoh dalam shalat, haji :
"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
"Ambillah oleh kalian cara manasik haji dariku" [Hadits Riwayat Muslim]
Dan banyak lagi dalil-dalil tentang masalah ini.
KEEMPAT
Ibadah itu dibatasi dengan waktu-waktu , ukuran-ukuran dan tidak boleh melampauinya , seperti shalat . Allah berfirman :
"Artinya : Sesungguhnya shalat itu adalah suatu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman" [An- Nisa :103]
"Artinya : (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi" [Al-Baqarah :197]
Seperti puasa :
"Artinya : (Beberapa hari yang ditentulkan itu ialah ) Bulan Ramadhan , bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara hak dan batil). Karena itu , barang siapa diantara kalian hadir (dinegeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu" [Al-Baqarah :185]
KELIMA
Ibadah itu harus didasari oleh rasa mahabbah (cinta) , merendah, takut dan berharap kepada Allah, sebagaimana firman-Nya :
"Artinya : Orang-orang yang mereka seru itu , mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka, siapa yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut kepada azab-Nya."[Al Isra ': 57]
Dan Allah berfirman tentang keadaan para Nabi-Nya :
"Artinya : Sesungguhnya mereka (para Nabi) sangat bersegera menuju kebaikan dan mereka menyeru kami dalam keadaan senang dan takut dan merekalah orng-orang yang khusyu' kepada Kami" [Ali Imran : 90]
"Artinya : Katakanlah (wahai Muhammad):"Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku. Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah adalah Maha Pengampun dan Penyayang."Katakanlah (wahai Muhammad) :"taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad shalallahu alaihi wa sallam) , maka jika kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir." [Ali-Imran :31-32]
Disini Allah menyebutkan tanda-tanda kecintaan kepada Allah dan buah-buahnya . Termasuk tanda-tandanya adalah mengikuti Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Dan mengikuti beliau berarti taat kerpada Allah.
Adapun hasil taat kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah ; ia mendapatkan kecintaan , pengampunan dosa dan rahmat dari Allah.
KEENAM
Sesungguhnya ibadah itu tidak akan berhenti (selesai) dari seorang mukallaf semenjak baligh dan berakal sampai akhirnya dia wafat, sebagimana firmanNya
"Artinya : Dan janganlah kalian semua mati melainkan dalam keadaan sebagai seorang muslim"[Ali-Imran :102]
"Artinya : Dan beribadahlah engkau kepada Rabbmu sampai engkau mati” [Al Hijr : 99]
[Disalin dari kitab, Haqiqatuth Tashawwuf wa Mauqifush Shufiyyah min Ushulil Ibadah wad Diin, Edisi Indonesia : Hakikat Tasawwuf, Penulis : Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan, Alih Bahasa, Muhammad 'Ali Ismah, Penerbit : Pustaka As-Salaf , Gumpang RT 02/03 N0. 559 Kertasura Solo 57169 Cetakan I : Rabi'ul Tsani 1419 H / Agustus 1998M]
Oleh
Syaikh Dr. Sholeh bin Fauzan al Fauzan
Label:
Ibadah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Admin Islam Revolution
- Mari mencari ilmu bersama sama dengan tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai Ridha-Nya. Amin :D
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, komentar anda sangatlah kami hargai :D